SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

Selasa, 18 Maret 2014

CARA PEMBERIAN PAKAN LELE

Mengetahui tata cara pemberian pakan lele merupakan hal yang  penting dan berpengaruh sangat besar dalam kesuksesan produksi budidaya ternak lele. Sebaliknya, kesalahan dalam tata cara pemberian pakan lele dapat berakibat buruk, dari benih atau bibit lele yang mudah terserang penyakit sampai kondisi yang paling fatal yaitu kematian pada ikan lele yang dibudidayakan. Banyaknya keluhan dari para pengusaha ternak atau budidaya lele tentang penyakit yang menjangkit lele peliharaan mereka sebagian besar diakibatkan dari kurang atau mungkin sama sekali belum mengetahui tentang tata cara pemberian pakan lele yang baik dan benar, adapun tata cara pemberian pakan lele dapat dibagi menjadi :
1.    Waktu Pemberian Pakan
2.    Persiapan Pemberian Pakan
3.    Cara Memberikan Pakan
Tata cara pemberian pakan lele pada segmen pembenihan dan pembesaran tidak terlalu banyak perbedaan, perbedaan paling mendasar hanya pada pakan alami dan pakan tambahan. Pada segmen pembenihan ada pemberian pakan alami berupa cacing sutera pada saat larva berumur lima hari, sementara pada segmen pembesaran jarang sekali ada pembudidaya yang meberikan cacing sutera, sementara pada segmen pembesaran, pemberian pakan tambahan berupa ayam tiren, ikan runcah dan lainnya. Kita akan coba menjelaskan satu persatu dari ketiga bagian tata cara pemberian pakan lele.
1.     Waktu Pemberian Pakan
Dalam tata cara pemberian pakan lele, mengetahui waktu pemberian pakan merupakan hal yang sangat penting, selain harus mengatur waktu pemberian pakan lele sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, baik yang menggunakan tiga kali sehari atau lima sampai dengan enam kali sehari (Setiap 3 jam). Yang sangat penting dan harus diperhatikan adalah pemberian pakan lele tidak boleh dimulai terlalu pagi, atau lebih jelasnya, jangan memberikan pakan pada lele sebelum jam sembilan pagi. Kenapa demikian? Berdasarkan penelitian pada waktu pagi sebelum jam sembilan, permukaan air kolam masih tercemar oleh zat-zat yang merugikan yang dibawa oleh udara, jadi jika kita memberikan pakan pada saat yang terlalu pagi, maka pakan akan bercampur dengan zat-zat tersebut sehingga menjadi racun dan berbahaya bagi kesehatan ikan. Dengan menunggu hingga jam sembilan, diharapkan sudah cukup waktu  untuk zat-zat tersebut menguap karena disinari oleh matahari. Adapun penyakit yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan memberikan pakan yang terlalu pagi adalah radang insang, diakibatkan oleh parasit karena ikan memakan pakan yang telah tercemar oleh zat-zat yang merugikan.
2.    Persiapan Pemberian Pakan
Walaupun terlihat sepele, persiapan pemberian pakan juga merupakan faktor yang tidak bisa dilupakan dalam tata cara pemberian pakan lele. Persiapan pemberian pakan untuk pakan yang berbentuk pelet, sebaiknya para pengusaha ternak lele harus membiasakan membibis pakan pelet yang akan diberikan (kecuali pelet tenggelam), Bibis adalah proses membasahi pelet dengan air (dianjurkan dengan air hangat), gunanya agar pelet mengembang, sehingga ikan lele yang mempunyai sifat rakus tidak akan memakan pelet terlalu banyak atau berlebihan, jika kita memberikan pelet dalam kondisi kering, lele akan terus saja menyantap pelet dengan rakus, terlalu banyaknya lele menyantap pelet kering yang belum mengembang akan berakibat fatal, karena pelet-pelet tersebut akan mengembang dalam perut lele, kondisi ini akan berakibat buruk pada kesehatan lele bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Adapun tata cara pemberian pakan lele untuk pakan tambahan persiapannya adalah dengan cara mengolah atau membersihkan pakan tersebut dengan baik, misalnya jika kita membeli cacing sutera dari toko ikan atau pengepul, sebaiknya cacing-cacing tersebut dicuci atau dibilas sebelum disebar ke kolam. Atau jika kita menggunakan ayam tiren pada segmen pembesaran, sebaiknya ayam tersebut direbus, jangan dibakar, karena jika dengan proses membakar, biasanya yang matang/hangus hanya bagian kulitnya saja, sementara bagian dalamnya belum matang, sehingga masih terdapat zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan ikan, sementara jika prosesnya dilakukan dengan cara merebus, biasanya ayam tiren akan matang secara keseluruhan dan aman dikonsumsi oleh lele.
3.    Cara Memberikan Pakan
Cara memberikan pakan yang baik juga wajib diketahui oleh para pelaku usaha ternak lele agar tata cara pemberian pakan lele menjadi lengkap dan tepat guna.
a.    Cara memberikan pakan yang berbentuk pelet apung harus dilakukan dengan cara menyebar pelet menjadi tiga bagian, untuk mudahnya kita umpamakan tiga bagian kolam adalah ujung kanan, tengah dan ujung kiri, langkah pertama adalah sebar pelet secukupnya pada sisi ujung kanan kolam, setelah pelet habis, sebar lagi secukupnya pada sisi tengah kolam, setelah habis sebar lagi pada sisi ujung kiri kolam, lakukan proses tersebut sampai ikan lele kenyang, cirinya adalah terlihatnya beberapa butir pelet yang tersisa pada saat ditebar dipermukaan kolam. Metode pemberian pakan seperti ini dilakukan agar ikan lebih aktif bergerak, sehingga membantu pertumbuhan ikan, selain itu, dengan cara ini para pelaku usaha ternak lele juga dapat mengontrol tingkat responsif ikan lele.
b.    Untuk pelet tenggelam cara memberikannya berbeda, pelet tenggelam tidak disebar, melainkan hanya ditebarkan pada satu titik, sesuai namanya sifat pelet tenggelam akan tenggelam pada saat ditebar, jadi tebarkanlah sedikit-sedikit, karena lele termasuk ikan yang suka mengejar pakan yang bergerak, jadi dikhawatirkan pelet yang terlanjur tenggelam tidak akan dimakan, jika pada titik pemberian pakan pelet tenggelam respon ikan sudah nampak menurun, sebaiknya pemberian pakan dihentikan, ulangi dan lakukan lagi prosesnya pada setiap pemberian pakan pelet tenggelam.
c.    Pada segmen pembenihan, pakan alami seperti cacing sutera diberikan dengan cara disebar di sudut, di sisi dan di bagian tengah kolam, cacing sutera yang telah dibersihkan/dibilas lalu diambil seujung tangan kemudian diletakkan pada titik yang berbeda, tehnik ini sangat efektif karena larva lele yang berjumlah ribuan yang tersebar di seluruh bagian kolam akan rata mendapatkan makanan. Sementara pada segmen pembesaran, pemberian pakan tambahan seperti ayam tiren sebaiknya digantung, hal ini dilakukan agar meminimalisasikan sisa tulang yang berserakan pada dasar kolam, dengan cara seperti ini, tulang yang tersisa di tali gantungan dapat segera dibuang, sisa tulang yang berserakan bisa sangat berbahaya bagi pelaku ternak lele pada saat panen atau menguras kolam, karena bisa saja terinjak dan melukai kaki atau dapat merobek terpal bagi pengguna kolam terpal.
Semoga saja ulasan ini bermanfaat, diharapkan dengan diterapkannya cara pemberian pakan lele yang baik dan benar, para pelaku usaha ternak lele dapat mencegah resiko lele terserang penyakit atau kerugian lainnya, sehingga angka kematian lebih dapat diminimalisir dan dapat mencapai target produksi yang diinginkan, karena pada prinsipnya, mencegah itu sangat jauh lebih berguna dari pada mengobati, sukses untuk seluruh pengusaha ternak lele Indonesia.
sumber ternaklele.com

PAKAN LELE

Mengetahui jenis-jenis pakan lele adalah hal yang sangat penting dalam usaha ternak lele, seperti pada umumnya, pada pembudidayaan hewan ternak apapun pakan merupakan faktor yang sangat penting, tanpa pemberian pakan yang baik mustahil untuk mewujudkan target produksi yang akan dicapai meskipun benih yang digunakan adalah kualitas super. Pada usaha ternak lele, disamping lokasi/tempat dan kondisi air, pakan merupakan salah satu faktor penunjang utama pertumbuhan dan kesehatan lele. Pakan lele yang baik serta ditunjang dengan tata cara pemberian pakan yang tepat, baik dalam hal waktu maupun penggunaannya, sehingga para peternak lele dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari ikan yang terkenal banyak makan ini. Adapun jenis-jenis pakan lele adalah :
~ Pakan lele yang pertama adalah pelet, pelet merupakan pakan yang biasanya diproduksi oleh pabrik, komposisi pelet olahan pabrik biasanya mengandung ; berbagai macam jenis tepung (terigu, ikan, tulang, daging), bungkil kedelai dan kelapa, mineral, dedak halus, minyak dan berbagai macam vitamin yang diperlukan untuk ikan lele. Mayarakat pada umumnya mengenal dua jenis pelet, pelet apung dan pelet tenggelam. Seperti namanya, disebut pelet apung karena sifatnya yang mengapung diatas air kolam pada saat ditebar, sementara pelet tenggelam adalah jenis pelet  yang langsung akan tenggelam jika ditebar  pada kolam.  Pabrik yang memproduksi pelet di Indonesia sangat banyak, oleh karena itu sebaiknya para peternak lele harus selektif dalam memilih jenis pelet dan tempat pembeliannya. Pilihlah pelet yang berprotein tinggi, biasanya kandungan protein yang tinggi terdapat dalam pelet apung, sementara pelet tenggelam kisaran proteinnya lebih rendah, oleh sebab itu para pelaku usaha budidaya lele disegmen pembesaran biasanya hanya memberikan pelet tenggelam pada  saat akhir menjelang masa panen.
~ Pakan lele yang kedua adalah pakan tambahan, pakan tambahan digunakan oleh para peternak lele di segmen pembesaran agar lebih dapat menekan biaya produksi. Sesuai namanya, pakan tambahan bersifat sebagai tambahan, tidak baik memberikan pakan tambahan secara berlebihan, Pemberian pakan tambahan yang baik biasanya + sepuluh hari pada saat akan menjelang masa panen. Menurut pengalaman para peternak lele, karena pemberian pakan tambahan ini pada saat pekan terakhir panen, maka yang dikurangi adalah takaran pelet tenggelam. Jenis pakan tambahan untuk pakan lele sangat banyak, tergantung selera dan kemudahan yang bisa dilakukan oleh para peternak lele, misalnya ; ayam tiren, ikan runcah ataupun yang lainnya yang penting memiliki kandungan protein dan gizi yang cukup untuk memaksimalkan pertumbuhan ikan, dengan catatan harus mengolah pakan tambahan dengan baik dan benar serta tetap menjaga kebersihan dan kesehatan pakan agar baik untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan.
~ Pakan lele yang ketiga adalah pakan alami, pakan alami adalah pakan yang dihasilkan  oleh alam dan mengandung protein cukup tinggi sehingga sangat baik untuk pertumbuhan ikan lele, jenisnya juga sangat banyak dan beragam seperti ; cacing sutera, biasanya cacing sutera digunakan pada segmen pembenihan, diberikan pada saat benih lele berumur 4 hari s/d 13 hari. Pakan alami lainnya adalah plankton, uget-uget, kutu air atau mikroorganisme lainnya yang bisa tumbuh di dalam kolam, namun pertumbuhannya sangat sedikit, oleh karena itulah dilakukan proses pengomposan pada kolam perawatan benih dan pembesaran agar pertumbuhan mikroorganisme yang menguntungkan bisa lebih banyak, dan sangat disarankan untuk tidak mengganti air kolam sampai pada saat panen, kecuali terjadi hal-hal yang mengharuskan untuk mengganti air kolam.
sumber: ternaklele.com

Jumat, 07 Maret 2014

PECEL LELE SANGKURIANG




Pecel Lele? hmm bagi sebagian peternak lele tentu sudah tidak asing lagi. Memang selama ini Konsumen terbesar peternak lele (baik dumbo maupun sangkuriang) adalah para penjual pecel lele. Sekarang ini, Lele sangkuring disebagian daerah sudah mendominasi bahan baku pembuatan pecel lele. pecel lele sangkuriang memiliki keunggulan tersendiri.



Wah jadi ngiler, jadi pengen buat. Bagi yang ingin mencoba membuatnya dirumah (kan lelenya punya sendiri jadi ga ada salahmnya nyobain dirumah), berikut resep pembuatan pecel lele sangkuriang. Untuk bahan utamanya, pertama tentu saja yang harus anda sediakan terlebih dahulu adalah ikan lele sangkuriang ukuranya namun biasanya 7-9 ekor per kilogram (ukuran sesuaikan dengan selera).
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah saat membersihkan lele, buanglah seluruh bagian dalam insang dan perut lele. Jika kurang bersih, bagian insang bisa menyebabkan pecel lele berbau lumpur dan bagian perut lele biasanya terasa pahit. Dan ingatlah selalu untuk menggunakan minyak goreng sekali saja saat menggoreng lele.

Pembuatan Bahan Utama (lele sangkuriang goreng)

Gambar diambil dari google search
(biar terlihat lebih mantap hehe)
Buat bumbu peredam (untuk membumbui lele sebelum digoreng), bahannya :

  1. 1 sendok teh ketumbar
  2. 3 siung bawang putih
  3. 1 sendok makan garam
  4. 2 cm kunyit
  5. 1 sdm air jeruk nipis

Bumbu peredam di atas kemudian dihaluskan/diblender sampai halus lalu diberi air kira-kira 100 ml.


Cara pembuatan bahan utama (lele gorengnya):
  • Rendam lele dengan larutan bumbu perendam. Biarkan beberapa menit agar bumbu meresap.
  • Panaskan minyak, goreng lele hingga matang dan kering. Angkat, tiriskan.

Membuat Sambal Pecel Lele

Bahan-bahan yang diperlukan:
  1. 6 biji cabe merah besar
  2. 10 biji cabe rawit tua
  3. 6 biji cabe keriting
  4. 1 buah tomat ukuran besar
  5. 2 siung bawang merah
  6. 2 sendok teh gula putih/gula merah
  7. 1 sendok teh garam
  8. 3 sendok teh terasi matang
  9. 1 jeruk limau untuk perasan
  10. Vetsin secukupnya kalo suka
Cara Membuat sambal pecel :

  • Cabai,tomat,bawang merah di rebus hingga matang,tiriskan, lalu bersama gula, garam, terasi dihaluskan bisa diuleg atau diblender tambahkan perasan jeruk limau. Bisa langsung Sajikan!
  • Namun anda juga bisa membuat sambal versi kedua dengan cara, panaskan minyak goreng kira-kira 2 sdm masukan sambal lalu tambahkan air 50 ml masak sampai kental. 
  • Sambal siap sajikan. 

Menu Pelengkap:

Agar terasa lebih mantap, sajukan pecel lele sangkuriang dengan msksnsn pelengkap berikut:
  • Timun
  • Daun kemangi
  • Kol
  • Tahu goreng
Semoga artikel ini bisa menambah koleksi resep, dan semoga bermanfaat.

Cara Ternak Lele Sangkuriang Di Kolam Terpal Untuk Pemula



Cara Ternak Lele Sangkuriang Di Kolam Terpal Untuk Pemula - Ternak lele untuk sebagian orang adalah kegiatan yang menyenangkan. Tidak saja menghasilkan uang untuk para petani lele, ternak lele juga bisa melepas rasa jenuh selesai bekerja bagi para profesional yang menggeluti kesibukan lain.
Ternak lele sebenarnya cukup mudah dan relatif murah. namun tidak banyak orang yang sangat memahami cara beternak lele, sehingga kegiatan yang seharusnya menjadi menyenangkan, justru akhirnya membuat stres dikarenakan lele-lele peliharaannya banyak yang mati.
Berikut ini merupakan langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk mulai melaksanakan kegiatan ternak lele di lingkungan sekitar anda secara benar dan tanpa beban stres. Langkah-langkah ini dibuat untuk para peternak lele pemula yang menginginkan ternak lele yang menghasilkan dan tidak memerlukan banyak biaya.
Persiapan Kolam Ikan Lele
Ikan Lele membutuhkan media untuk habitat hidup. Untuk menyediakan kolam lele dengan ukuran kecil dan murah, anda dapat menggunakan kolam terpal sebagai habitat hidup ikan lele. Besar ukuran kolam lele tidak ada patokan, semua tergantung pada luas lahan yang dimiliki. Kolam terpal rumahan pada umumnya memiliki ukuran 2 x 4 meter terkadang 3 x 5 meter sesuai kebutuhan.
Namun kolam terpal juga memiliki keunggulan maupun kerugian. Setelah anda memahami keunggulan maupun kelemahan kolam terpal, sebaiknya anda juga harus mengetahui kriteria kolam lele yang relatif ideal. Kolam ikan lele yang relatif ideal harusl memiliki konstruksi yang tepat, memiliki kualitas air yang tepat, dan memiliki perawatan yang tepat pula. Yang perlu diIngat adalah kualitas kolam ikan lele anda akan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam usaha ternak lele anda.
Penggunaan kolam tanah untuk ternak lele sangkuriang juga harus diperhatikan perihal kualitas kolamnya. Dinding kolam ikan lele harus keras supaya kolam ikan lele tidak bocor. Mengeraskan kolam ikan lele dapat dilakukan dengan cara memukul-mukul dinding kolam ikan lele dengan menggunakan balok kayu supaya dinding kolam tanah mengeras dan padat.
Memberikan kapur ke dalam kolam ikan lele juga diperlukan guna memberantas hama penyakit di kolam ikan lele. Dosis kapur yang dianjurkan adalah 20 sampai dengan 200 gram/m2, dan tergantung juga dengan tingkat keasaman kolam ikan lele. Bila PH atau tingkat keasamannya rendah maka semakin banyak kapur yang harus ditaburkan. Sebelum benih ikan lele ditebarkan kedalam kolam, pemasangan pintu penyaringan dan pemupukan dengan pakan ternak juga perlu dilakukan .
Persiapan Bibit dan Jenis Ikan Lele
Setelah anda mempersiapkan kolam untuk ikan lele anda, kini saatnya anda mempersiapkan bibit ikan lele yang berkualitas untuk kolam ikan lele anda. Bibit ikan lele dengan kualitas bagus sama pentingnya dengan proses dalam mempersiapkan kolam untuk ikan lele. Pastikan bibit ikan lele yang anda beli tidak memiliki cacat, memiliki warna berkilau, dan bergerak lincah.
Untuk bibit ikan lele yang berkualitas, anda bisa mendapatkannya dari petani lele di sekitar lingkungan anda atau anda dapat membeli bibit ikan lele secara langsung dipenjual bibit ikan lele agar memperoleh bibit ikan lele yang berkualitas namun murah dan memiliki garansi.
Bibit ikan lele yang berkualitas biasanya merupakan dari jenis ikan lele yang berkualitas pula. Saran untuk itu adalah ikan lele tipe phyton untuk dipelihara atau diternakkan lebih utama dari jenis lele lainnya. Bibit ikan lele yang sehat tidak akan segera menjanjikan kesuksesan bagi anda jika anda tidak mengetahui cara merawatnya. Selain itu anda juga harus mempelajari mengenai bagaimana cara merawat bibit ikan lele, cara menebarkan bibit ikan lele, waktu penebaran bibit ikan lele yang benar, dan lain-lain yang berhubungan dengan cara menebar bibit ikan lele.
Penebaran benih ikan lele sangkuriang sebelum ditebarkan sebaiknya dilakukan sterilisasi dari berbagai macam hama dengan menggunakan larutan KM5N04. Larutan tersebut dipergunakan untuk campuran dalam merendam bibit lele selama kurun waktu 10 menit. Penebaran benih ikan lele sangkuriang sebaiknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari disaat suhu udara dalam keadaan normal dan tidak terlalu panas. Sebelum bibit ikan lele dimasukkan ke dalam kolam, terlebih dahulu benih diaklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan air kolam secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit.
Pemberian pakan seperti pelet juga diperlukan agar memberikan nutrisi yang cukup pada ikan lele. Takaran banyaknya pakan bisa sebanyak 2 sampai dengan 5 % per hari sesuai berat total ikan yang telah tersebar di kolam
Pemanenan ternak lele sangkuriang merupakan tahap akhir setelah ikan lele mencapai ukuran konsumsi yaitu sekitar 15 sampai dengan 20 inchi dengan berat sekitar 200 sampai dengan 250 gr. Pemanenan dapat dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam dan anda dapat mempergunakan pipa atau bambu yang telah dipersiapkan di dalam kubangan kolam supaya ketika air surut, ikan lele dapat ditangkap dengan mudah.
Demikan posting singkat cara ternak lele sangkuriang di kolam terpal untuk pemula. Semoga bermanfaat.

CARA BUDIDAYA LELE




Banyak orang yang tergiur dengan kesuksesan budidaya ikan lele, khususnya lele sangkuriang, pemberitaan tentang tokoh-tokoh yang sukses dalam usaha ternak atau budidaya lele semakin menginspirasi banyak orang untuk ikut terjun dan berharap meraih kesuksesan dalam usaha ini. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya informasi dari beberapa media tentang peluang usaha budidaya ikan lele yang semakin menjanjikan karena pangsa pasarnya yang luas dan permintaan akan ikan lele yang terus meningkat, bahkan belakangan ini telah ramai dibicarakan bahwa ikan lele akan ikut andil dalam komoditi ekspor, dikarenakan ada beberapa negara yang memang sangat membutuhkan pasokan ikan lele, bagi para pelaku usaha dan bisnis hal ini tentunya lebih menambah semangat lagi untuk segera memulai usaha budidaya ikan lele.
Semangat dan keyakinan memang sangat dibutuhkan dalam merintis suatu usaha, akan tetapi kesuksesan memerlukan lebih dari sekedar semangat dan keyakinan, telah banyak orang yang merasa yakin dan bersemangat penuh untuk menggeluti usaha budidaya atau ternak ikan lele harus berakhir dengan kegagalan yang menyedihkan, jenis usaha atau bisnis yang berbasis pada mahluk hidup memang mempunyai tantangan tersendiri, sebagai orang yang baru akan memulai atau mungkin sudah pernah gagal tidak ada salahnya langkah-langkah dibawah ini dijadikan bahan pertimbangan :
1. Kenali Ikan Lele
Jangan menganggap remeh masalah ini, jika anda memulai usaha budidaya ikan lele tanpa mengenal ikan lele adalah merupakan kesalahan yang fatal, kenalilah jenis-jenisnya, habitatnya, makanan dan tata cara perawatannya.
2. Perisapan Kolam Ikan lele
Persiapan kolam merupakan kewajiban yang sangat penting dan harus diperhatikan dengan baik bagi para pelaku usaha budidaya lele, banyak kesalahan awal terjadi dari sini, kolam ikan lele yang tidak memenuhi persyaratan akan berakibat buruk untuk kelanjutan usaha budidaya ikan lele, kolam haruslah disesuaikan dengan kebutuhan, apakah untuk segmen pembenihan atau segmen pembesaran, demikian juga dengan jenis kolamnya, kolam tanah, kolam semen atau kolam terpal, ukuran kolam juga harus diperhatikan agar dapat disesuaikan dengan kisaran tebar ideal yang biasanya berkisar 100 s/d 120 ekor/m2.
3. Persiapan Air Kolam
Langkah selanjutnya adalah persiapan air kolam, persiapan ini juga wajib dan berperan sangat penting, pasalnya, banyak penyakit dan tingginya angka kematian ikan lele bisa jadi faktor penyebabnya adalah karena kondisi air yang tidak memenuhi syarat, misalnya saja masalah ph air, banyak pengusaha ternak lele hanya sebatas mengetahui saja bahwa ph yang baik untuk ikan lele adalah antara 7 s/d 8, mengetahui tapi tidak menerapkannya adalah langkah yang sangat merugikan, khususnya dalam usaha budidaya ikan lele, jangan sekali-kali berani menebar benih dengan kondisi ph yang belum memenuhi syarat, maka itu sebaiknya gunakanlah alat pengukur ph yang kini telah banyak di pasaran. Sekali lagi yang perlu diingat, ikan lele adalah mahluk yang hidup di air, jadi usahakanlah ikan lele tersebut merasa nyaman dan sesuai dengan kebutuhan hidupnya dengan melaksanakan persiapan air kolam secara benar sehingga ikan lele dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan target yang kita inginkan.
4. Tata Cara Pemberian Pakan Ikan Lele
Terdengarnya mudah, tapi jangan pernah menganggap remeh masalah pemberian pakan untuk ikan lele, apalagi bagi para pembudidaya yang baru memulai, boleh jadi ikan lele adalah jenis ikan yang rakus dan tergolong omnivora, tapi jika tidak benar dalam tata cara dan waktu pemberian pakannya sama saja anda sedang melakukan pembuangan uang ke dalam kolam, kenapa demikian? Karena banyak jenis penyakit yang timbul dan mengakibatkan kematian pada ikan lele disebabkan dari kesalahan tata cara dan waktu pemberian pakan, kalau sudah demikian dua hal yang pasti akan terjadi, anda akan kehilangan banyak bibit lele dan pakan yang terbuang sia-sia.
5. Proses Pengambilan dan Penebaran Indukan atau Bibit Ikan Lele
Proses pengambilan dan penebaran indukan atau bibit ikan lele harus dilakukan dengan cara-cara yang benar, misalnya proses pembelian induk untuk segmen pembenihan, selain kualitas indukan ikan lele yang harus baik, tempat pembelian juga harus terjamin dan dapat dipercaya, setelah itu proses pengiriman indukan juga harus dengan cara-cara yang benar, agar indukan ikan lele tidak stres dan selamat sampai ke kolam kita, pada saat indukan ikan lele dilepaskan dikolam indukan juga harus dengan tata cara yang benar. Pada segmen pembenihan juga ada proses penyortiran, bibit lele yang sudah disortir sesuai dengan ukurannya akan dijual atau dimasukkan kedalam kolam pembesaran benih selanjutnya, para pengusaha budidaya lele biasanya melakukan proses puasa pada benih lele sebelum melakukan penyortiran, hal ini juga dilakukan oleh para pembudidaya ikan lele pada segmen pembesaran, para pembudidaya ikan lele di segmen pembesaran biasanya tidak langsung memberi makan pada bibit lele yang baru ditebar selama setengah hari, berdasarkan pengalaman, bibit lele yang ditebar dan langsung diberi makan lebih rentan terserang penyakit dan mati.
Langkah-langkah ini mungkin hanya acuan dasar dari banyak faktor pendukung kesuksesan dalam usaha budidaya ikan lele
Sumber: ternaklele.com

Selasa, 04 Maret 2014

LELE


Ikan lele adalah Jenis ikan yang memiliki banyak nama dan julukan yang berbeda di beberapa negara, bahkan di indonesia, ikan lele memiliki nama yang berbeda pada beberapa daerah, hal ini disebabkan karena ikan lele termasuk jenis ikan yang memiliki banyak species, namun demikian, secara ilmiah ikan lele lebih dikenal dengan nama clarias, berasal dari kata chlaros bahasa yunani yang berarti kuat atau lincah, seperti pada kenyataannya di alam bebas, ikan lele memang terkenal lincah dan mampu bertahan hidup meskipun dalam kondisi air dan kadar oksigen yang minimum, karena ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan berupa labirin. Ikan jenis clarias termasuk ikan lele memiliki ciri tubuh yang memanjang atau lonjong, kulit tubuhnya tidak bersisik dan licin karena dilindungi oleh sejenis cairan pelindung, sirip punggungnya memanjang pada bagian punggung dan terkadang menyatu dengan ekor, sementara dibagian bawah perut juga terdapat sirip anus yang memanjang hingga ke ekor, tidak seperti tubuhnya yang lonjong, bagian kepala lele cenderung lebih gepeng dan dilindungi oleh tulang yang sangat keras, matanya terlihat hitam dan kecil disisi kiri dan kanan kepala, berada di belakang kumis atau yang sering disebut sebagai sungut peraba yang berjumlah delapan, empat disisi kiri dan empat lainnya disisi kanan, pada bagian dada, ikan lele memiliki dua buah patil, yaitu sirip yang terdiiri dari tulang yang keras dan lancip. Ikan lele biasa hidup di perairan air tawar, seperti sungai, rawa dan telaga, bahkan ikan lele juga mampu bertahan hidup di selokan got daerah perkotaan yang sudah tercemar. Ikan lele termasuk jenis ikan yang lebih aktif di malam hari, pada habitat aslinya di alam, ikan lele akan memijah pada saat musim penghujan. Masyarakat Indonesia dahulu hanya mengenal jenis lele lokal, kemudian sekitar tahun 1985 jenis lele dumbo masuk ke Indonesia, kualitas lele dumbo yang pada saat itu lebih unggul dibanding dengan lele lokal langsung mendapatkan tempat di hati para pembudidaya dan ternak lele di nusantara. Seiring berjalannya waktu dan dikarenakan kelalaian banyak pihak, kualitas lele dumbo mengalami penurunan, daya tahan dan pertumbuhan lele dumbo yang dibanggakan berangsur-angsur sirna, banyak para pengusaha budidaya lele kecewa, hal ini mengakibatkan lesunya dunia perlelean di tanah air. Sekitar tahun 2004 munculah strain baru lele dumbo keluaran BBPBAT Sukabumi yang diberi nama lele sangkuriang, indukan lele dan bibit lele sangkuriang telah membawa pencerahan kepada banyak pelaku usaha ternak lele hingga saat ini, pasalnya baik indukan maupun benih lele sangkuriang memiliki banyak keunggulan setelah melalui proses perbaikan genetik, disamping daya tahan tubuh lebih kuat terhadap penyakit, benih atau bibit lele sangkuriang juga dapat tumbuh lebih cepat, selain itu jumlah telur indukan lele sangkuriang juga lebih banyak, semoga saja kualitas lele sangkuriang tetap bisa dipertahankan atau mudah-mudahan malah bisa semakin ditingkatkan, sehingga tidak bernasib seperti lele dumbo pendahulunya. sumber: ternaklele.com

Perbandingan Lele Dumbo Dan Lele Sangkuriang




Lele Sangkuriang (Clarias SP) merupakan hasil dari rekayasa genetik yang dilakukan oleh BBAT Sukabumi sebagai upaya untuk perbaikan mutu ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang telah mengalami penurunan kualitas dikarenakan adanya perkawinan sekerabat (inbreeding) dan seleksi induk yang salah (penggunaan induk berkualitas rendah). Lele sangkuriang ini merupakan perbaikan genetik melalui silang balik antara induk betina lele dumbo generasi kedua (F2) dan jantan lele dumbo generasi keenam (F6). Induk betina (F2) berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia pada 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan (ditebarkan) dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6).

Keunggulan Lele Sangkuriang dibanding Lele Dumbo:

Perbandingan Lele Sangkuriang dan Lele Dumbo
  1. Fekunditas atau kemampuan memproduksi telur Lele Sangkuriang lebih banyak, yaitu sekitar 40.000-60.000 butir telur/kg bobot induk. Sedangkan Lele Dumbo hanya 20.000-30.000 butir telur/kg
  2. Derajat penetasan telur Lele Sangkuriang >90%, sedangkan Lele Dumbo hanya >80%
  3. Nilai Feeding Convertion Rate (FCR) Lele Sangkuriang sekitar 0,8 yang artinya untuk menghasilkan 1kg daging dibutuhkan 0,8kg pakan. Sementara, Lele dumbo nilai FCR-nya lebih dari 1
  4. Lele Sangkuriang relatif lebih tahan terhadap penyakit, karena sangkuriang mampu meredam serangan bakteri Trichodina sp, Aeromonas hydrophilla, dan Ichthyopthirius sp. Sedangkan Lele Dumbo lebih mudah mati terserang penyakit
  5. Benih lele sangkuriang dengan ukuran 7 – 8 cm hanya memerlukan waktu sekitar 58 hari untuk mencapai panen, sedangkan untuk lele dumbo dapat mencapai tiga bulan

Mungkin masih ada beberapa keunggulan atau kelebihan lainnya dari Lele Sangkuriang ini, tapi saya hanya menulis inti-intinya saja. Silakan ditambahkan bila ada yang kurang.



Kami menyediakan bibit ikan lele sehat berkwalitas....
Jaminan harga paling murah.....
kami siap kirim ke seluruh indonesia......

2-3 cm harga 45
3-5 cm harga 80
4-6 cm harga 115
5-7 cm harga 140
6-8 cm harga 160
7-9 cm harga 180

Harga per tanggal 05 maret 2014
Harga sewaktu waktu bisa berubah.


Untuk pemesanan hub : 082231904189 (telkomsel)
085656076079 (indosat)
Pin BB 2AE6C13F

Asal-usul ikan lele sangkuriang




Siapa yang tidak mengenal ikan lele sangkuriang? Jenis ikan lele yang diperkenalkan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi pada tahun 2004 ini dengan cepat menjadi primadona para peternak. Namun tahukah Anda bahwa ikan lele Sangkuriang ini masih dari jenis lele dumbo?
Lele Sangkuriang merupakan versi perbaikan dari lele dumbo yang saat ini mengalami penurunan kualitas. Ikan ini dihasilkan berkat penelitian panjang BBPBAT untuk mengembalikan sifat unggul dan produktivitas lele dumbo.

Penurunan kualitas lele dumbo

Ikan lele dumbo pertama kali diekspor dari Taiwan pada tahun 1985. Menurut keterangan eksportirnya, lele dumbo merupakan hasil silangan ikan lele asal Taiwan dengan nama latin Clarias Fuscus dengan ikan lele asal Afrika dengan nama latin Clarias Mozambicus. Namun penelaahan lebih lanjut mengatakan lele dumbo lebih mirip dengan ikan lele asal Afrika dengan nama latin Clarias Gariepinus.
Terlepas dari kontroversi sepesies lele dumbo, diakui bahwa jenis ikan lele ini lebih produktif untuk dibudidayakan di Indonesia. Sehingga hampir semua peternak lele memilih membudidayakan lele dumbo ketimbang lele lokal (Clarias Batrachus) yang saat itu banyak dibudidayakan. Meski daging lele dumbo tak segurih lele lokal, tetap saja memelihara lele dumbo jauh lebih ekonomis dibanding lele lokal.
Lele dumbo bisa tumbuh jauh lebih cepat, ukurannya lebih bongsor dan lebih tahan terhadap berbagai bibit penyakit. Namun keunggulan lele dumbo semakin hari semakin pudar, karena kualitasnya terus menurun. Menurut para pakar, penurunan tersebut disebabkan karena kesalahan dalam pembenihan lele yang terjadi di masyarakat. Banyak ikan lele dumbo yang dikawinkan dengan kerabatnya sendiri (inbreeding). Hal ini memicu penurunan kualitas indukan lele dumbo. Karena pemijahan benih lele menggunakan calon indukan yang salah, lambat laun benih ikan lele dumbo yang beredar di masyarakat semakin turun kualitasnya.

Proyek ikan lele sangkuriang

Baru pada tahun 2000-an, pemerintah lewat BBPBAT melakukan penelitian untuk meningkatkan kembali kualitas lele dumbo. Dengan menggunakan metode silang balik (back cross) ternyata lele dumbo bisa diperbaiki kualitasnya. Kawin silang balik yang dilakukan BBPBAT adalah mengawinkan indukan betina generasi ke-2 atau biasa disebut F2 dari lele dumbo yang pertama kali didatangkan pada tahun 1985, dengan indukan jantan lele dumbo F6.
Perkwainannya melalui dua tahap, pertama mengawinkan indukan betina F2 dengan indukan jantan F2, sehingga dihasilkan lele dumbo jantan F2-6. Kemudian lele dumbo F2-6 jantan ini dikawinkan lagi dengan indukan F2 sehingga dihasilkan ikan lele Sangkuriang.

Proses penelitian ikan lele Sangkuriang memakan waktu yang cukup lama. Dua tahun setelah itu benih lele Sangkuriang baru diperkenalkan secara terbatas. Pengujian dilakukan pada tahun 2002-2004 di daerah Bogor dan Yogyakarta. Baru pada tahun 2004, dikeluarkan Keputusan Menteri Kelautan tentang pelepasan varietas ikan lele Sangkuriang kepada publik.

Perbandingan yang paling mencolok antara ikan lele dumbo dengan ikan lele Sangkuriang antara lain, adalah kemampuan bertelur (fekunditas) ikan lele sangkuriang yang mencapai 40.000-60.000 per kg induk betina dibanding lele dumbo yang hanya 20.000-30.000, derajat penetasan telur dari ikan lele sangkuriang lebih dari 90% sedangkan lele dumbo lebih dari 80%.
Dilihat dari pertumbuhannya, pembesaran harian ikan lele sangkuriang bisa mencapai 3,53% sedangkan lele dumbo hanya 2,73%. Dan, konversi pakan atau Food Convertion Ratio (FCR) ikan lele sangkuriang mencapai 0,8-1 sementara lele dumbo lebih besar sama dengan 1. FCR merupakan nisbah antara berat pakan yang diberikan dengan berat pertumbuhan daging ikan. Semakin kecil nisbah FCR semakin ekonomis ikan tersebut dipelihara.
Penamaan ikan lele Sangkuriang mengambil nama seorang anak dari cerita mitologi Sunda. Dalam cerita tersebut adalah seorang anak bernama Sangkuriang yang berhasrat mengawini ibunya sendiri. Mungkin karena hal itulah nama ikan lele Sangkuriang menjadi nama varietas lele hasil silang balik.

Ikan lele Sangkuriang II

Pada tahun 2010, BBPBAT kembali melakukan pengembangan terhadap ikan lele sangkuriang. Kali ini lembaga penelitian plat merah ini mengawinkan lele sangkuriang dengan lele dari sungai Nil, Afrika. Indukan jantan merupakan lele sangkuriang F6 sedangkan indukan betinanya F2 dari Afrika. Indukan dari Afrika ini bobot tubuhnya bisa mencapai 7 kg, diharapkan bisa mendongkrak sifat unggul bagi turunannya.
BBPBAT mengklaim lele sangkuriang II bisa tumbuh 10 persen lebih cepat dari generasi sebelumnya. Ukuran tubuhnya pun lebih bongsor dan yang terpenting lebih tahan terhadap penyakit.
Saat ini ikan lele sangkuriang II belum dilepas untuk umum. Ikan ini masih harus melakukan uji multilokasi. Dari keterangan tertulisnya, BBPBAT melakukan uji multilokasi di Bogor, Boyolali, Gunung Kidul dan Kepanjen.


BIBIT DAN CARA PERKEMBANGBIAKANNYA

Kami menyediakan bibit lele dumbo sangkuriang jika anda berminat untuk mengembangbiakkan